Close Menu
Terkini.co
  • Nasional
  • DPR
  • MPR
  • DPD
  • Peristiwa
  • Polhukam

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Hakim MK Arsul Sani Harus Mundur Jika Terbukti Pakai Ijazah Palsu

October 19, 2025

Aktivis 98 Tampung Aspirasi Lewat Gerakan #WargaPeduliWarga

September 28, 2025

Pakar: Kewenangan Atribusi Menag RI Tidak Melawan Hukum

September 25, 2025
Facebook X (Twitter) Instagram
Facebook X (Twitter) Instagram
Terkini.co
Login
  • Nasional
  • DPR
  • MPR
  • DPD
  • Peristiwa
  • Polhukam
Terkini.co
Home»DPR»Arif Rahman: Niat Baik Presiden dalam Ketahanan Pangan Jangan Diterjemahkan Serampangan
DPR

Arif Rahman: Niat Baik Presiden dalam Ketahanan Pangan Jangan Diterjemahkan Serampangan

RedaksiBy RedaksiJanuary 12, 2025No Comments3 Mins Read0 Views
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Anggota Komisi IV DPR RI Arif Rahman./Ist
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Anggota Komisi IV DPR RI Arif Rahman meminta kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni agar tidak menerjemahkan niat baik Presiden Prabowo secara serampangan terkait Program Swasembada Pangan. Menurutnya, Ketahanan Pangan merupakan salah satu Astacita Presiden Prabowo, yang jika dijalankan dengan perencanaan matang, maka bisa membawa dampak signifikan bagi kemandirian bangsa Indonesia.

Namun, jika implementasi perencanaan tersebut buruk maka bisa mengarah pada bencana ekologis yang justru mengancan kehidupan manusia.

“Kami mendukung penuh Astacita Presiden, karena niatnya sangat mulia bagi perbaikan untuk kemajuan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Namun, niat dan rencana ini tentunya harus didukung dengan perencanaan dan kajian yang matang, agar tidak berbalik menjadi bencana besar,” tegas Arif Rahman dalam keterangan kepada Politikparlemen.co di Jakarta, Minggu (12/1/2025).

Di sisi lain, merujuk pada beberapa lawatan Presiden Prabowo, seperti pertemuan dengan Raja Charles di Inggris dan Forum G20 di Brasil, di mana isu deforestasi dan pelestarian hutan menjadi sorotan utama. Meskipun demikian, Presiden Prabowo pada KTT G20 di Brasil, 19 November 2024, menyampaikan pandangannya mengenai peran penting hutan Indonesia dalam menjaga suhu global.

Oleh karena itu, ia mengkritik rencana Menteri Kehutanan yang dinilai berisiko tinggi. Penegasan Arif tersebut menyikapi pernyataan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni yang bakal menyiapkan lahan 20 juta hektar untuk ketahanan pangan dan energi.

“Saya mengingatkan Menteri Kehutanan agar tidak serampangan dalam menyampaikan rencana penyediaan lahan 20 juta hektare, di tengah semangat untuk megatasi deforestasi yang terjadi saat ini. Apalagi, diambil dari lahan cadangan hutan. Jangan niat baik Presiden diterjemahkan secara instan tanpa perencanaan dan kajian mendalam, karena jika salah urus akan menjadi bencana bagi bangsa kita!” tegasnya.

“Saya mengingatkan Menteri Kehutanan agar tidak serampangan dalam menyampaikan rencana penyediaan lahan 20 juta hektare, di tengah semangat untuk megatasi deforestasi yang terjadi saat ini”

Menurut data Global Forest Watch, Indonesia kehilangan lebih dari 85% tutupan hutan sejak tahun 2001, dengan provinsi-provinsi seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah menjadi penyumbang deforestasi terbesar.

Jika rencana Menteri Kehutanan untuk menggunakan cadangan hutan sebagai lahan pertanian dan energi dilaksanakan, Arif khawatir hal itu akan memperburuk deforestasi yang sudah berlangsung.

“Sebut saja Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah menjadi wilayah penyumbang deforestasi terbesar di Indonesia. Bila diakumulasi, jumlah hutan yang hilang dari empat provinsi itu mencapai kutrang lebih 15,77 juta hektare,” ungkapnya.

Arif menilai, jika lahan 20 juta hektare itu diambil dari cadangan hutan yang ada, berarti akan terjadi pembabatan hutan-hutan baru. Menurutnya, hal itu tidak sesuai dengan komitmen yang disampaikan Presiden Prabowo.

“Intinya, saya mengingatkan Menteri Kehutanan agar memerhatikan apa yang disampaikan Presiden dalam lawatan ke luar negeri. Harusnya itu menjadi acuan dalam menyampaikan rencana kerja agar semua sejalan dengan Astacita,” tegasnya.

Menurutnya, kalau hanya membuka lahan baru itu hal mudah, tapi yang seharusnya dilakukan adalah bagaimana memanfaatkan lahan-lahan yang selama ini tidak terurus dengan baik.

“Saya pikir itu juga bisa jadi solusi yang bijak, tanpa mengorbankan cadangan hutan kita, karena akan berdampak buruk bagi lingkungan di Indonesia maupun global,” pungkas Arif. 

DPR Indonesia
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Previous ArticleTunggu Arahan Presiden, Pemindahan ASN ke IKN Tidak Perlu Grasah-Grusuh
Next Article Penerapan Biodiesel B40, Haji Jalal: Harus Pastikan Kesiapan Distribusi dan Teknologi Kendaraan
Redaksi

Related Posts

Eddy Soeparno Ajak Anak Muda Dukung Kepemimpinan Prabowo Hadapi Krisis Iklim

September 8, 2025

Catatan Politik Bamsoet: Membarui Konstitusi Agar Negara Adaptif di Era AI-Post Truth

September 7, 2025

Orasi Ilmiah Eddy Soeparno: Perluas Reskilling dan Upskilling Pekerja Cegah Meluasnya PHK

September 6, 2025
Berita Terkini

Hakim MK Arsul Sani Harus Mundur Jika Terbukti Pakai Ijazah Palsu

October 19, 20251 Views

Aktivis 98 Tampung Aspirasi Lewat Gerakan #WargaPeduliWarga

September 28, 20254 Views

Pakar: Kewenangan Atribusi Menag RI Tidak Melawan Hukum

September 25, 20253 Views

Pemprov DKI Larang Cempaka Group Putus Listrik-Air Warga Apartemen, Apapun Alasannya!

September 17, 2025300 Views

H Clinic Jadi Partner Terbaik Para CEO Untuk Jaga Vitalitas

September 10, 2025127 Views
© 2025 Terkini.co
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Siber

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Sign In or Register

Welcome Back!

Login to your account below.

Lost password?